You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Cipedes
Desa Cipedes

Kec. Paseh, Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat

Sekilas Sejarah Desa Cipedes Kec. Paseh Kab. Bandung SEJARAH DESA CIPEDES

Sejarah Desa

Tisna S. 23 November 2022 Dibaca 317 Kali

SEJARAH BERDIRINYA DESA CIPEDES

 

Berdasarkan cerita orang tua-tua jaman penjajahan Belanda dahulu bahkan beberapa puluh tahun sebelum tahun 1900 Desa Cipedes telah terbentuk.

Ceritanya di Kampung Jamban ada salah seorang tokoh yang bisa memberi contoh kepada warga sekitarnya terutama dibidang pertanian yang pada saat itu di Kp. Jamban tersebut masih banyak tanaman-tanaman besar/pohon besar. orang tersebut namanya Bapak Anijem. Masyarakat pada saat itu kepercayaannya sangat penuh kepadanya, sehingga beliau itu diangkat sebagai sesepuh kampung karena beliau bisa membimbingnya kearah pembangunan. Yang tadinya tanah gersang, pepohonan yang besar-besar, sebagian lagi bisa jadi tanah sawah dan bisa ditanami jenis lain. Selanjutnya Bapak Anijem tidak hanya di Kp. Jamban saja tetapi bisa merembet kekampung-kampung atau daerah-daerah lain dan akhirnya beliau ditunjuk oleh tokoh-tokoh masyarakat dijadikan Kepala Desa yang membawahi wilayah dengan batas batasnya sebelah Utara Desa Sanghiyang  di Rancaekek, sebelah Timur Desa Cipedes, sebelah Selatan Desa Drawati dan Sebelah Barat  sungai Cijagra.

Dan Akhirnya masa jabatan Bapak Anijem habis sampai dengan tahun 1900.

 

Pada tahun 1900 Masayarakat Desa Cipedes sudah mempunyai Kepala Desa dan masyarakat sudah mengerti perlunya pimpinan dan pemerintahan. Habis masa jabatan Bapak Anijem memilih kembali yang pada saat itu hanya dipilih oleh tokoh-tokoh  saja dan terpilihlah Bapak   H. Ismail penduduk dari Kampung Cipedes.

Desa Cipedes dapat berkembang terutama dibidang pertanian. H. Ismail adalah Kepala Desa yang bisa diturut oleh masyarakatnya, beliau bisa memimpin sampai habis masa jabatannya sampai dengan tahun 1930.

 

Masih pada jaman penjajahan Belanda H. Ismail diganti oleh Bapak Anggadireja yang merupakan hasil pilihan tokoh masyarakat yang pada saat itu tokoh masyarakat lah yang bisa memilih Kepala Desa. yaitu mereka yang mempunyai kikitir tanda bukti tanah Letter C.

Bapak Anggadireja Kepala Desa yang bisa meneruskan jejak Kepala Desa yang terdahulunya, desa terus maju dan masyarakat aman, masalah ekonomi terutama dibidang pertanian berkembang terus.

Bapak Anggadireja memimpin desa hingga habis maja jabatannya pada tahun 1941.

 

Kepala Desa Selanjutnya dan memangku jabatannya hanya satu tahun yaitu dari tahun 1941 sampai dengan 1942 yaitu H. Ismail yang Dalam masa pemerintahannya dianggap kurang mampu, masyarakat tidak aman bahkan pada saat itu tidak bisa melunasi pajak. itu adalah salah satu bukti ketidak mampuannya melaksanakan roda pemerintahan.

Untuk melanjutkan pemerintahan kemudian terpilihlah Bapak H. Daud yang berasal dari penduduk kampung Cipedes, beliau adalah seorang guru SR. Namun sayang pada saat itu terjadi situasi yang sangat besar yaitu perubahan dari penjajahan Belanda pindah ke tangan Jepang.

Perubahan tersebut sangat mengecewakan masyarakat dengan adanya satu program penjajah yang dinamakan “arareum” dimana pada malam hari harus dgelapkan, dan keduanya adanya kerja paksa (Romusa) mayarakat sangat terganggu sekali dan menjadi miskin. Pada saat itu masayarakat mengalami kesengsaraan dimana perempuan memakai kain karet, bantal tikar, kopiah tikar dan sebagainya. Masa jabatan pemerintahan H, Daud berakhir pada tahun 1945.

Pada Tahun 1945 Pemerintahan Desa Cipedes dilanjutkan oleh Bapak H. Ahmad, pada masanya masyarakat merasa kurang aman, perekonomian merosot terus bahkan pada jaman pemerintahannya timbul pengacau pada saat itu disebut “Garong” sehingga istri Kepala Desanya juga menjadi korban dibunuh oleh segerombolan garong tersebut.

Masa jabatan H. Ahmad beakhir pada tahun 1952.

 

Selanjunya bapak U. Samudi tampil sebagai Kepala Desa, pada masa pemerintahannya tak luput pula dari gangguan gerombolan “DI” meskipun beliau terkenal seorang Kepala Desa pemberani. Masyarakat pada saat itu merasa tidak aman sering kali diserang dan dikacaukan oleh gerombolan tersebut, rumah- rumah banyak yang dibakar dan penduduk banyak yang dibunuh. Walaupun demikian pemerintahannya tetap berjalan dan pada saat itu peratai politik bertambah banyak, dan pada tahun 1955 bisa mengikuti Pemilihan Umum pertama pada saat pemerintahan Orde Lama (ORLA).

Masa Jabatan Bapak U. Samudi berakhir pada tahun 1960.

 

Pada tahun 1960 timbul bermunculan beberapa calon Kepala desa yang ikut serta dalam pemilihan kepala desa dan terpilihlah Bapak H. Oyo Juhara. Pada masa pemerintahannya meskipun banyak partai politik yang timbul namun tetap dapat teratur Pemerintahan dapat berjalan lancar.

Pada saat akhir jabatannya pada tahun 1965 terjadi gangguan lagi dengan adanya G. 30 S/PKI dan selanjutnya habis masa jabatan beliau pada tahun itu.

Dengan hasil keputusan masyarakat bisa menunjuk Sdr. Apud yang saat itu sedang menjabat sebagai Sekretaris Desa II.

 

Pada masa dijabat oleh Sdr. Apud Negara masih dalam situasi kurang aman, tetapi pemerintahan berjalan lancar, ekonomi lancar sehingga bisa melunasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Tampuk Pemerintahan beliau berjalan dari Tahun 1965 sampai dengan 1967.

 

Pada tahun 1967 Pemilihan Kepala Desa diikuti oleh tiga orang calon yaitu ;

1. H.Z  Marpudin,   

2. Popon Sopandi.

3. I. Musa.

Dan suara terbanyak pada sat itu diraih oleh H.Z. Marpudin.

Situasi pada saat itu masih kurang aman, banyak penduduk yang terlibat PKI.  sayang sekalitimbul permasalahan antara Bapak. H.Z Marpudin dengan salah seorang warga desa dan beliau diberhentikan dengan tidak hormat pada tahun 1971 setelah pelaklsanaan Pemilu pertama Jaman Orde Baru (ORBA).

 

Pada Tahun 1971 ditunjuk oleh Bapak Camat Paseh Penjabat dari dari karyawan Kecamatan yang bernama Bapak Rohmat. Pada saat itu situasi Negara mereda dan pada tahun 1971 pemerintahan dapat berjalan lancar dan situasi aman berjalan dari tahun 1971 sampai dengan tahun 1973.

 

Karena masih belum memungkinkan dilaksanakannya Pemilihan Kepala Desa, camat atas kesepakatan masyarakat bisa menunjuk penjabat dari kecamatan, yang ditunjuk pada saat itu ialah Bapak Obon Sobandi yang menjalankan masa jabatannya dari tahun 1973 sampai dengan 1976.

 

Pada Tahun 1976 diadakanlah Pemilihan Kepala Desa definitif dan dimenangkan oleh Bapak Popon Sopandi yang berasal dari guru SD. Pada  masa pemerintahan beliau situasi sudah bagus negara aman sehingga bisa melaksanakan pemilihan umum kedua pada tahun 1977 pada masa orde baru. Perekonomian pada saat itu berjalan lancar, pemerintahan bisa berjalan selama 8 tahun yaitu dari tahun 1976 sampai dengan tahun 1984. 

Pemilu ketiga dilaksanakan pada tahun 1982, dan pada tahun 1984 Desa Cipedes dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Cipedes dan Desa Tangsimekar.

 

 

 

Dalam rangka kekosongan Kepala Desa pada dari 1984 sampai dengan tahun1986 ditunjuk lagi penjabat  dari kecamatan ialah Bapak Idimiharja, pada masa jabatannya pemerintahan berjalan lancar dan perekonomian pun berjalan lancar.

 

Pada tahun 1986 diadakan Pemilihan lagi dan dimenangkan oleh Sdr. Endang salah seorang guru SD yang tinggal di kampung Cipedes. Pada masa jabatannya berjalan dengan lancar dan perekonomianpun lancar.

 

Setelah berakhir masa kepemimpinan Sdr. Endang yang berakhir pada tahun 1994 terjadilah masa kekosongan Kepala Desa difinitif selama beberapa bulan, maka untuk mengisi kekosongan tersebut ditunjuklah Penjabat dari karyawan Kecamatan Ibu Amik Yulianti hingga dilaksanakannya pemilihan Kepala Desa.

 

Dari tanggal 14 Nopember 1994 Desa Cipedes dipegang oleh Sdr. Uu Djaenudin yang berprofesi guru SD dan menjalankan roda pemerintahannya selam 8 tahun. Pada masa jabatannya pemerintahan dapat berjalan aman, ekonomi lancar pembangunan terus maju terutama dalam pertanian dan bisa menyatukan masyarakat ini terlihat dari hasil pemilu tahun 1997 pada masa Pemerintahan Orde Baru Golkar mancapai 90,37 %. Masa Jabatan Sdr. Uu Djaenudin berakhir pada tanggal 14 Nopember 2002.

 

Sejak tanggal 14 Nopember 2002 sampai dengan 14 Nopember 2007 Pemerintahan kembali lagi dipegang oleh Bapak Popon sopandi. Pada masa jabatannya Pemerintahan berjalan dengan lancar, pembangunan semakin maju dan situasi masyarakat aman.

 

Berdasarkan hasil Pemilihan kepala desa dari tanggal 14 Nopember 2007 sampai sekarang tampuk pemerintahan dipegang oleh Sdr. H. Ohan Sujana dari Kampung Cipedes. Beliau adalah seorang putra desa yang benar-benar ingin membangun dan memajukan masyarakat Cipedes di segala bidang. Ini dapat terlihat dari pembangunan fisik dan pembangunan rohani lebih maju lagi. Pembangunan di tingkat RW dan RT makin bertambah situasi keamanan terjamin ekonomi maju.

 

Berdasarkan hasil Pemilihan kepala desa dari tanggal 09 Desember 2013 sampai 2019 pemerintahan dipegang oleh Sdr. Ujang Sulaeman.SH dari Kampung Sukarame Beliau adalah seorang putra desa yang benar-benar ingin membangun dan memajukan masyarakat Cipedes di segala bidang. Ini dapat terlihat dari pembangunan fisik dan pembangunan rohani lebih maju lagi. Pembangunan di tingkat RW dan RT makin bertambah situasi keamanan terjamin ekonomi maju Dan Membudayakan Gotongroyong Serta Silaturahmi.

Kemudian dari Tahun 2019 sampai sekarang Kepala Desa dipimpin Oleh Bpk. Lani Rohandi Putera Daerah berasal dari Kp. Jatinunggal, Seorang Putera Daerah yang memiliki Visi

" Terwujudnya Desa Cipedes yang berkepribadian Jujur, Adil, Sejahtera, Berbudaya serta Berakhlak Mulia Dengan Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Gotong Royong"

Pada masa Pemerintahan beliau terlaksana beberapa hal penting diantaranya

1. Sekitar kurang lebih 4000 masyarakat mengikuti Program PTSL atau dikenal dengan Sertifikat Murah

2. Dimulainya Sosialisasi dan Pengukuran untuk Proyek Nasional Jalan Tol GETACIP

Demikian Sejarah Desa Cipedes hingga Tahun 2022

edit 25 November 2022

KIM Desa Cipedes

"Pak aku mau minta nomr pak erwe cinusa
Sarif puding adriangsah 31 Januari 2022
Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2020 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp2,806,913,950 Rp2,806,913,950
100%
Belanja
Rp2,807,713,950 Rp3,901,967,350
71.96%
Pembiayaan
Rp0 Rp-800,000
0%

APBDes 2020 Pendapatan

Dana Desa
Rp1,499,645,000 Rp1,499,645,000
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp198,519,900 Rp198,519,900
100%
Alokasi Dana Desa
Rp915,580,900 Rp915,580,900
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp130,000,000 Rp130,000,000
100%
Bantuan Keuangan Kabupaten/kota
Rp63,168,150 Rp63,168,150
100%

APBDes 2020 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp890,497,100 Rp1,037,488,100
85.83%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp829,658,850 Rp1,741,921,250
47.63%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp168,410,000 Rp198,410,000
84.88%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp2,500,000 Rp7,500,000
33.33%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp916,648,000 Rp916,648,000
100%